
Berita Tenis – Siapa yang tidak kenal Roger Federer? Dia merupakan salah satu petenis dunia yang sudah mencatatkan 103 gelar ATP Tour, 20 Grand Slam, serta meraih 310 minggu pada posisi atas ATP. Pukulan backhand khasnya menjadikannya sebagai pemain yang tidak dapat dikendalikan.
Namun, apakah Anda tahu kisah Federer hingga dinobatkan menjadi raja tenis dunia hanya bermodalkan raket tenis kayu saat kecil. Federer menceritakan perjalanan karirnya sebagai atlet tenis dunia yang berawal dari mimpi masa kecilnya.
“Saya mengenang raket kayu di masa kecil. Saya memulai dengan memainkan bola tenis berwarna putih. Di Swiss, kami memakai banyak bola tenis untuk latihan. Namun, saya tidak tahu apakah petenis lainnya masih kenal dengan jenis bola tenis dulu,” ucap Federer. Dia kemudian mengatakan bahwa selalu latihan di dinding dan di lemari serta pintu garasi selama berjam-jam.
Sama dengan anak lainnya, Federer langsung suka dengan jenis olahraga tersebut. Dia pernah bekerja menjadi ball boy di Swiss Indoors Basel, pada turnamen ATP Tour yang kemudian dia menangkan sebanyak 10 kali, diantaranya selama tiga tahun belakangan ini.
“ Saya juga mencetak stiker. Mungkin itu di awal tahun 90-an, saat semua petenis lama tercatat di buku. Mengenai turnamen, gelar juara, piala dan profil mereka. Saya kenal mereka dan menyukainya. Saya kemudian bekerja menjadi ball boy di Basel, ” ucapnya lagi.
Federer kecil juga memiliki kebiasaan untuk mengejar idolanya dan meminta tanda tangan. “ Saat itu semua berjalan dengan baik dan biasanya berburu tanda tangan pemain yang dengan mudah saya dapatkan. Saat itu kan selfie belum ada. Jadi itu menjadi kenangan waktu saya kecil.” Kisahnya.
Selama berkarier, Federer sudah mencatatkan 1.242 laga untuk tunggal tingkat tur, mendapatkan 224 kemenangan dan menjadi petenis dunia di Top 10. Dia juga selalu mendapatkan trofi ATP Tour selama 18 dari 19 tahun belakangan ini. Namun, dia mengaku tidak pernah bermimpi sebesar itu.
“ Mengenang hal ini kembali, saya dulu tidak pernah berkeinginan untuk memiliki mimpi dan harapan seperti saat ini. Saya kini menjadi pemain Top 100 dan bermain di lapangan besar. Hal selanjutnya adalah bermain dengan normal di hadapan sekitar 15.000 orang. Kadang, kamu akan lupa hal itu sangat istimewa dan saya merasa tidak pernah lupa akan hal tersebut dan saya berusaha untuk menikmati semuanya,” ucap Federer.
Saat Federer masih memulai kariernya, orang tuanya tidak merawatnya dan membentuknya menjadi atlet tenis dunia. Namun, keduanya yakni Lynette Federer dan Robert Federer lebih mengutamakan olahraga pada anaknya tersebut.
“Pemikiran di Swiss adalah pendidikan nomor satu. Itu hal yang diajarkan oleh kedua orang tua saya, namun saya percaya jika sudah banyak orang yang menyakini jika olahraga merupakan hal yang baik untuk masa depan. Saya ingin lewat hal yang saya lakukan di lapangan tenis bahwa dapat memberikan motivasi bagi para atlet selanjutnya,” ucap Federer.
Akan tetapi, Federer tumbuh di negara yang memandang olahraga sebagai hal yang baik. Dia juga merupakan pendukung FC Basel, klub sepak bola dari negeranya. Swiss menurutnya merupakan negara yang juga mengutamakan olahraga.
Saat ini, Roger Federer sudah berumur 38 tahun dan sudah merasakan banyak pengalaman du dunia tenis. Namun, Federer juga terkenal sebagai sosok yang rendah hati. Atlet tenis dunia yang selalu disiplin berlatih dan menjalani laga dengan baik di lapangan. “Ini sebuah perjalanan yang mengasyikkan. Saya menikmati tiap momennya.” Ucapnya.
