Connect with us

Tenis

Kisah Andrea Agassi, Dari Putus Sekolah Sampai Jadi Petenis Dunia

Andrea Agassi, petenis dunia

Tenis – Hari ini Andre Agassi, si pemberontak dalam dunia tenis yang juga merupakan petenis nomor 1 di dunia kini merayakan ulang tahunnya yang ke-50 tahun. Atlet tenis dunia yang pernah tampil dengan celana pendek denim-lycra, bermain dengan permainan mengesankan tersebut masih bugar hingga saat ini.

Saat tim olahraga mencari atlet baru, Andre Agassi tampil denga rambut sebahu, dan melakukan audisi. Dia menjadi atlet tenis dunia setelah posisi murid Nick Bollettieri tersebut masuk 10 Besar Rangking ATP. Setelah menjalani debut dengan peringkat 310 di Stratton Mountain pada Agustus 1986, hingga menjadi petenis dunia tiga besar di tahun 1988.

Tiap langkah dan namanya kian meroket dengan prestasi yang dia dapat. Sukses di awal karier, ia kemudian menciptakan terobosan di tahun 1992, dari turnamen Wimbledon. Setelah tampil di lapangan tanah liat, dia beralih ke turnamen dunia ini.

Agassi tampil dengan bakat yang besar dan mencetak poin yang cepat. Namun bersama Brad Gilbert, selama delapan tahun semenjak tahun 1994, permainan petenis dari Amerika Serikat tersebut kian ditakuti. Dia dikenal dengan permainan baseline dan groundstroke yang akurat. Agassi kian ditakuti para lawannya apalagi saat memberikan servis.

Andrea Agassi semasa muda

Penampilan menakjubkan tersebut membuat namanya berada di posisi No. 1 untuk kali pertama di tanggal 10 April 1995 yang lalu, setahun ia menciptakan rekor 73-9. Sementara medali emas diperleh pada Olimpiade Atlanta 1996 dan menjadi prestasi tertingginya.

Cedera di pergelangan tangan kanan menjadi penghambat kariernya. Belum lagi adanya masalah pribadi yang membelitnya. Hal tersebut membuatnya turun ke posisi 141 pada 10 November 1997 yang lalu. Banyak yang tidak yakin jika dia akan kembali ke masa kejayaannya, namun sepertinya Agassi kembali.

Dalam keadaan yang lebih baik, ia merupakan atlet kelima dari delapan atlet pria lain yang dapat melanjutkan karier Grand Slam di Roland Garros 1999, dan kemudian membawanya menjadi petenid nomor 1 di dunia kembali. Di tahun yang sama, dia juga memulai hubungan dengan mantan WTA World No. 1 yakni Steffi Graf, yang kemudian menjadi istrinya.

Gelar AS Terbuka kedua membuatnya kembali ke peringkat atas untuk kali pertama. Dengan stabilitas yang tinggi, ia meraih tiga piala Australia Terbuka di musim 2000, 2001, 2003, dan kembali menjadi petenis juara pertama di tahun 2003 pada umur ke-33.

Andrea Agassi dan istri

Di tahun selanjutnya, petenis dunia ini memutuskan pensiun dengan pidatonya yang emosional di AS Terbuka 2006, Agassi tampil menjadi kebanggaan dalam dunia tenis dan untuk para juniornya. Dalam pidatonya, dia mengisahkan bagaimana seorang anak yang putus sekolah, tidak punya pendidikan yang berkualitas. Sehingga pada usia 23 tahun di tahun 1994, ia mempersiapkan jalan hidupnya yang lain dengan mendirikan Yayasan Andre Agassi untuk Pendidikan.

Menikmati masa sebagai atlet tenis dunia, dia bermain denga sepenuh hati. Itu sebabnya, dia merasa pentingnya pendidikan dan ingin menciptakan generasi yang lebih baik di masa depan. Setelah menjalani karier selama 21 musim, dia ingin menjadi pendidik yang terhormat.

Agassi Prep menjadi sistem pendidikan di Las Vegas yang diresmikan di tahun 2001 sampai saat ini. Sudah banyak pihak yang bekerjasama untuk menyalurkan bantuan pada yayasan tersebut dan disebarkan untuk 79 sekolah yang dia bangun. Meskipun kembali ke dunia tenis sebagai pelatih ke Novak Djokovic dan Grigor Dimitrov, ia juga dikenal sebagai sosok ayah yang mengagumkan untuk dua buah hatinya sekaligus menjadi pendidik inspirasional.

Berita Bola

Berita Menarik Lainnya

More in Tenis