
Berita Olahraga – Beberapa tahun silam tepatnya pada perhelatan Sea Games 2015 di Filipina ada kejadian menarik yang terjadi yakni pihak panitia memberlakukan tes gender untuk pemain voli wanita Indonesia, yakni Aprilia Santini Manganang. Pelatih tim voli Filipina yakni Roger Gorayeb ragu dengan identitas gendernya karena kekuatannya dalam bermain voli. Akan tetapi hal tersebut tidak diizinkan pihak Singapore SEA Games Organising Committee setelah mendapat fakta dari tim voli Indonesia.
Hal ini cukup kontroversial. Apalagi tes seperti ini dapat membuat mentalnya atau keadaan psikologisnya terpuruk. Namun, hal ini pernah dilakukan FIFA, federasi sepak bola dunia yang juga melakukan pemeriksaan pada perhelatan FIFA Women’s World Cup dengan tes gender sebagai pelengkap dokumennya.
Berikut atlet wanita dunia yang mendapatkan tes gender :
Caster Semenya
Caster merupakan seorang pelari yang berasal dari Afrika Selatan. Dia mendapatkan medali emas pada cabang lari 800 meter putri dalam turnamen World Championships 2009 lalu. Caster menorehkan rekor yang begitu baik yakni sekitar 1: 55,45 pada babak final. Dengan hasil yang fantastis tersebut, jenis kelaminnya kemudian dipertanyakan.
Pihak Federasi Atletik Internasional secara tegas mengatakan jika Semenya merupakan seorang wanita. Hasil dari tes gender akhirnya tidak resmi diumumkan mengingat itu merupakan hal yang bersifat privasi. Ia kembali bertarung dalam World Championships 2011 dan Olimpiade 2012 dengan hasil medali perak.
Dutee Chand
Atlet India yang satu ini harus menerima keputusan didiskualifikasi hanya berselang beberapa hari sebelum Commonwealth Games 2014 di Skotlandia dimulai. Hal ini dikarenakan tes yang dilakukan Federasi Atletik Internasional yakni adanya peningkatan hormon testosteron dalam tubuhnya secara alami.
Hasil tes tersebut membuat Chand tidak bisa laga bertanding dalam kompetisi apapun. Hal ini membuatnya harus melakukan banding ke Pengadilan Arbitrase di Lausanne, Swiss. Tim kuasa hukumnya mengungkapkan jika hal ini sama saja merupakan kasus diskriminatif dan cacat hukum karena tes yang sama tidak dilakuakn pada atlet pria. “Ini begitu kejam. Tuhan sudah menciptakan saya dengan kondisi seperti ini dan saya tidak pernah merubah apapun dalam diri saya. Pastinya saya akan memperjuangkan hak sebagai seorang atlet,” papar Chand.
Santhi Soundarajan
Atlet wanita dunia yang juga diragukan jenis kelaminnya adalah Santhi Soundarajan. Dia merupakan atlet dunia peraih medali perak untuk kategori lari jarak menengah pada turnamen Asian Games Doha 2006 silam. Akan tetapi, hasil tes gender yang dilakukan padanya, membuat Soundarajan harus merelakan medalinya dan mendapat sanksi bertanding.
Hasil menyeluruh pada tes yang dilakukan adalah terkait pemeriksaan endokrin, psikologi, dan genetik memang tidak dirilis secara resmi. Akan tetapi, beberapa laporan menyebutkan dalam tesnya terdapat sindrom insensitivitas androgen. Sindrom tersebut menjadikan karakter fisik menjadi wanita namun kromosom adalah laki-laki.
Setelah kejadian tersebut, Soundarajan diberitakan menjalani depresi berat apalagi setelah adanya larangan bermain. Pada tahun 2007, media India menyebutkan jika dirinya meninggal karena bunuh diri.
Stella Walsh
Stella Walsh merupakan atlet dunia dari Polandia dengan banyak prestasi, termasuk medali emas kategori 100 meter di Olimpiade 1932 selama 11,9 detik. Setelah tidak aktif menjadi pelari, ia resmi menjadi warganegara Amerika Serikat dan lebih banyak bekerja untuk asosiasi olahraga Polandia.
Hal mengejutkan terjadi saat Walsh meninggal dunia di tahun 1980 dalam kejadiaan naas yakni perampokan bersenjata. Hasil otopsi menghasilkan jika dia mengalami mosaicism. Kondisi di mana Walsh mempunyai kromosom laki-laki dan wanita serta dan punya alat kelamin laki-laki. Hal tersebut menjadi perdebatan dan semua medali yang dia dapatkan tidak diakui lagi.
