
Berita Olahraga – Riau Ega Agatha, Atlet panahan putra Indonesia tengah kesulitan setelah keputusan PB Perpani yang tidak mengikutsertakan dirinya dalam pelatnas Olimpiade di Tokyo. Sebelumnya, Ega diberitakan bertindak indisipliner dan tidak taat aturan federasi.
Riau Ega sendiri mengatakan jika dirinya hanya meminta PB Perpani memberinya izin menjalani latihan bersama pelatih Denny Trisjoyo dari Jawa Timur. Pasalnya, dia sudah melaksanakan program latihan dengan Denny selama delapan bulan saat pelatnas panahan bahkan belum dilaksanakan.
“Saya ingin berlatih dengan dampingan pelatih yang saya pilih dan dia bukan orang sembarangan. Saya ingin didampingi meraih tiket Olimpiade. Ketika berlomba di Olimpiade Rio de Janeiro juga, Denny Trisjoyo melatih saya, jadi wajar saya mengirim permohonan seperti itu,” papar Riau Ega.
Alasannya memilih Denny Trisjoyo, supaya program latihan yang sudah laksanakan selama ini tetap berjalan dengan baik dan membantunya fokus menampilkan yang terbaik di Olimpiade Tokyo 2020 mendatang. Ia sendiri sedikit khawatir tidak diperhatikan karena prioritas PB Perpani di pelatnas musim ini adalah menambah tiket jelang pesta olahraga empat tahunan tersebut.
Atlet panahan putra Indonesia yang mencatatkan medali perunggu Asian Games 2018 tersebut bahkan bersedia potong gaji jika PB Perpani memasukkan Denny Trisjoyo menjadi pelatihnya selama pelatnas Olimpiade. Permohonan tersebut baginya bukan hal yang melanggar aturan atau Undang-Undang karena semua hal tersebut sudah tertera dalam Peraturan Presiden No 95 Tahun 2017 mengenai peningkatan prestasi olahraga nasional di Pasal 12.
Sementara itu, PB Perpani tidak memberi lampu hijau jika seorang atlet ingin mendapatkan pelatih sendiri karena federasi sudah memilih tiga pelatih yang bertugas dalam pelatnas Olimpiade Tokyo. Mereka juga akhirnya mencoret tiga atletnya.
Keputusan itu dibeberkan sebagai isi surat resmi PB Perpani dalam 210/KU/PB.PERPANI/VIII/2020, 8 Agustus 2020 oleh Ketua Umum yakni Illiza Sa’aduddin Djamal. Surat itu diberikan pada tiga atlet mereka yakni Riau Ega Agata, Diananda Choirunisa, serta Asiefa Nur Haenza. Ketiganya dicoret karena tidak memenuhi syarat untuk ikut dalam pelatnas Olimpiade, tidak taat aturan dan melanggar aturan dari negara.
Riau Ega sendiri adalah merupakan atlet panahan terbaik di Indonesia pada kelas recurve putra individu atau regu. Ia juga merupakan satu atlet Indonesia yang memberikan satu dari dua tiket ke Olimpiade Tokyo 2020 pada cabang panahan setelah bermain di Kejuaraan Dunia 2019 di Belanda dengan Diananda.
Di sisi lain, Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga yakni Gatot S Dewa Broto mengatakan jika Kemenpora tidak akan ikut campur pada keputusan nama atlet yang tidak masuk ke pelatnas karena hal tersebut merupakan wewenang tiap induk cabang olahraga.
Hal tersebut diungkapkan Gatot terkait keputusan Pengurus Besar Persatuan Panahan Indonesia atau PB Perpani yang tidak mengikutsertakan atletnya dalam kompetisi Olimpiade di Tokyo mendatang.
“Ya, kami sudah mendapat laporan sebelum keputusan tersebut diumumkan. Kami mengharapkan meminta untuk sama-sama bertemu. Namun, keputusan final tersebut menjadi hak mereka,” ucap Gatot. Menurutnya kondisi tersebut adalah suatu yang wajar. Sama halnya dengan sepak bola dengan sistem promosi-degradasi, tidak untuk menjaga adanya persaingan antar tim, namun juga dapat menjadi sistem melakukan disiplin atletnya.
Kemenpora sendiri juga mengizinkan pengurus untuk mendapatkan atlet pengganti walau nama-nama atlet yang disetujui untuk memakai fasilitas pelatnas sudah masuk dalam dalam nota kesepahaman (MoU) antara induk organisasi serta Kemenpora.
Ketua Bidang Hukum di PB Perpani yakni Ikhsan Ingratubun mengungkapkan jika keputusan itu diperoleh karena pihak federasi tindakan tidak disiplin Riau Ega yang ingin mendapatkan pelatih dari Jawa Timur. Padahal Perpani sudah memilih tiga pelatih yang akan mengawasi mereka di Olimpiade mendatang.
