MotoGP – Dalam perselisihan untuk meraih gelar juara dunia, Ducati sampai saat ini masih memiliki hasrat untuk bisa menjatuhkan saingannya Marc Marquez. Tetapi untuk Ducati yang sekarang ini masih memiliki kelemahan di beberapa sirkiut, apakah yang akan ia lakukan untuk mengatasi hal tersebut?
Ducati yang sekarang ini harus menerima posisi yang ia tempati yaitu di urutan kedua, sudah selama tiga musim berturut-turut ia menempati posisi tersebut. Marquez yang berhasil berada di urutan pertama memaksa Andrea Dovizioso menempati urutan dibelakangnya.
Dovizioso berhasil catatkan rekor poin di MotoGP 2019 dengan berhasil mengumpulkan 269 poin. Namun kesuksesan tersebut tidak membuat dirinya bisa menyusul Marquez. Dovizioso tidak berhasil mengalahkan Marquez saat kejuaraan masih tersisa empat seri atau tidak bisa mengalahkan Marquesz yang berhasil keluar sebagai juara dunia ke delapan yang berlangsung di Thailand.
Kelemahan yang dimiliki Ducati pada beberapa sirkuit yang disebut masih berjalan dengan buruk menjadi salah satu faktur kesulitan yang dihadapi. Tempat-tempat tersebut seperti di Sachsenring dan Phillip Island. Tempat terakhir yang disebut merupakan tempat Ducati keluar sebagai juara di tahun 2010 saat masih dikendarai oleh Casey Stoner.
Sulitnya keluar sebagai juara dunia sudah dikatakan oleh Direktur olahraga Ducati Paolo Ciabatti. Jika adanya perbaikan dalam beberapa segi untuk menutupi kekurangan di beberapa sirkuit tentu meraih gelar juara dunia akan menjadi hal yang bisa diwujudkan nantinya.
“Memberikan tekanan kepada diri sendiri adalah hal yang sudah kami lakukan pertama kali,” ujar Ciabatti.
“Harapan lebih dari para fans tentu menjadi masukan buat kami, juara MotoGP bukanlah hal yang mudah,”
“Beberapa lintasan memang kami terlihat kurang, maka bagian motor harus kami lakukan peningkatan. Tempat yang harus dibenahi adalah Sachsenring, Ducati tidak cocok dengan sirkuit tersebut dimana jalannya menurun. Saat kemi balapan disana, tentu kami akan mendapatkan kesulitan dimana disana kami tidak bisa membuat mesin kami bekerja dengan maksimal,” ucap dia.
“Sirkuit lainnya adalah ketika kita melangsungkan balapan di Phillip Island, ketika kami tampil disana memang ada beberapa hasil yang menunjukkan kami memang bermain dengan baik. Ketika balapan disana kami masih bisa bersaing di podium, kami merasa balapan disana terasa lebih baik dibanding yang lainnya. Malah kami sempat menjadi juara di tempat tersebut ketika balapan di tahun 2010 dan Casey yang mengendarainya,” sambung dia.
“Kelemahan masing-masing pasti sudah ada di ajang MotoGP, begitu juga dengan sisi kelebihannya juga. Namun dalam kelemahan tersebut Anda tentu bisa meningkatkan sisi tersebut agar semakin berkurang. Secara radikal Anda memang tidak akan bisa merubah karakteristik kendaraan anda, namun di beberapa sisi yang terlihat kurang, Anda bisa membenahinya agar jadi lebih baik lagi,”
“DNA sudah dimiliki masing-masing mesin balap, hal tersebut membuat kami tahu harus seperti apa dan dibagian mana yang harus dinaikkan. Di tiap balapan persaingan terus ada dan anda harus bersaing memperebutkan posisi di podium,” tutup Ciabatti.
