
Berita MotoGp – Alex Marquez yang kini menjadi pembalap Repsol Honda, mengungkapkan kondisinya kini. Mencatatkan dua podium dalam seri Prancis dan Aragon kian menambah harapan banyak pihak padanya yang ternyata membuat pembalap dari Spanyol itu tertekan.
Beban tersebut menjadikan Alex sulit untuk fokus sampai gagal mencapai garis finis ketika tampil di GP Teruel minggu lalu. Padahal, juara Moto2 di musim lalu tersebut merupakan salah satu pembalap kebanggaan dari Repsol Honda.
Menepinya kakak kandungnya, Marc Marquez, semakin menjadikan Alex sebagai satu-satunya harapan di klubnya untuk menang dengan pembalap pabrikan lainnya. Kondisi tersebut jelas cukup membuat Alex merasa memiliki beban dalam MotoGP 2020 yang sekaligus menjadi musim pertamanya di kelas utama.
Namun, walau sempat memperoleh kritik karena performanya tidak sesuai yang diharapkan, juara dunia Moto2 2019 tersebut mulai memiliki kepercayaan diri.
“Semua tergantung dilihat dari sudut pandang masing-masing. Jika Marc bugar, ia dapat membantu saya, karena ia yang selama ini menjadi harapan tim, dan menjadi yang utama di tim. Saat hasil yang diharapkan tidak dapat kami miliki, Anda akan merasa beban yang sangat besar di depan mata, ” papar Alex Marquez.
Menjadi satu-satunya pembalap tim, pastinya semua mata tertuju pada penampilannya. Kondisinya semakin sulit karena Marc memiliki peran besar dalam tiap penampilannya.
“Jika semua berjalan dengan baik, tidak ada apa-apa. Namun, saat terjadi masalah, maka semua akan bertanya, ‘apakah ini akan terjadi jika ada Marc? Atau masalah dapat hilang?,” ujarnya lagi
Sementara itu, Kesuksesan Alex mencatatkan dua kali podium dalam tiga seri di musim ini membuatnya berpeluang mendapat gelar Rookie of the Year. Kini, Alex bersaing melawan Brad Binder yang juga sama-sama mendapatkan 67 poin.
Di sisi lain, pembalap muda ini mengaku jika suasana persaingan begitu ketat sehingga sulit untuk menentukan siapa yang layak menjadi pemenang MotoGP 2020. Alex bingung jika harus memilih karena semua pembalap kini tampil mati-matian dalam tiap seri balapan MotoGP 2020.
Sampai saat tinggal tiga seri balapan lainnya, masih ada empat pembalap yang berhak mendapat gelar juara dunia MotoGp 2020. Mereka adalah Joan Mir, Fabio Quartararo, Vinales, dan Franco Morbidelli.
Pengamat ajang balapan ini mengatakan jika persaingan ketat dari keempat pembalap itu akan terus terjadi sampai seri penutup dilaksanakan di Portugal. Mereka sendiri masing-masing memiliki keunikan yang mengesankan.
Alex pun diminta pendapat untuk menentukan siapa kira-kira yang akan menjadi pembalap terhebat musim ini. Alex tidak memberikan jawaban pasti karena merasa semua pembalap musim ini bekerja dengan baik.
“Semua pembalap terbaik MotoGp sudah layak memperoleh gelar dunia. Mereka bekerja dengan baik dan memiliki kans yang sama-sama besar. Seperti yang diketahui jika musim ini berjalan dengan tidak biasa,” papar Alex.
Menurutnya, semua senior yang dia perhatian selalu memberikan kemampuan yang maksimal yang dilahirkan dari kerja keras siang-malam. Pembalap 24 tahun tersebut juga mengaku jika persaingan yang ketat biasanya menghasilkan jawaban yang tidak biasa.
“Akan tetapi, saya pikir Suzuki dan Joan memiliki kesempatan besar, apalagi mereka dituntut untuk tampil baik. Tapi, lagi-lagi hanya waktu yang bisa menjawab semuanya. Seorang juara tidak dapat ditentukan satu tahun saja, tapi bertahun-tahun untuk melihat sejauh mana kemampuannya bertahan. Itu yang menjadi juara bagi saya.” Tutupnya.
