
TERBIT.COM – Suporter PSM Makassar dibuat merasa amat kecewa karena mereka tak bisa membeli tiket untuk pertandingan Persija Jakarta vs PSM Makassar. Karena tiket pertandingan tersebut telah ludes terjual. Tak bisa membeli tiket secara resmi, mereka memiliki alternative untuk mendapatkan tiket dari calo, akan tetapi yang lebih mengecewakan adalah karena harga tiket yang dijual oleh para calo melambung hingga 5 kali lipat.
Pihak panpel sebelumnya menyiapkan tiket sebanyak 15.000 untuk laga PSM Makassar vs Persija Jakarta dalam ajang pertandingan leg ke II laga final Piala Indonesia. Laga tersebut antinya akan di laksanakan di Stadion Mattoanging Makassar, pada hari Minggu 28 Juli 2019. Tiket sebanyak belasan ribu yang telah disediakan oleh pihak anitia panpel rupanya kini telah ludes tak tersisa, sejak dibuka pada rabu lalu.
Habisnya tiket dengan cepat kemudian dimanfaatkan oleh beberapa calo yang telah membeli tiket lebih secara online. Beberapa calo yang memanfaatkan keadaan tersebut bahkan menjual tiket yang telah mereka miliki hingga mencapai 5 kali lipat, mereka menjual harga tiket untuk tribune teruka yang tadinya hanya seharga 35 ribu menjadi 500 ribu, sedangkan untuk tribune VIP yang seharga 150 ribu mereka jual hingga 1 juta rupiah.
Berdasarkan pengakuan dari seorang supporter PSM Makassar, dirinya mengaku bahwa ia merasa kecewa dengan keterbatasan tiket yang disediakan selain itu ia juga mengungkapkan bahwa ia merasa kecewa dnegan pihak manajemen PSM Makassar.

“Belum (dapat tiket), kecewa dengan pengurus,” sebut Ambas pada hari Jumat (26/7/2019).
“Harga terbuka itu Rp 35 ribu standar sampai Rp 150 ribu sampai Rp 200 ribu, harga terutup VIP utara Rp 175 sampai Rp 750 ribu sampai Rp 1 juta. Dari calo ke calo, karena dia ambil juga banyak beredar,” kata Ambas.
“Sudah menunggu empat hari tidak ada jawaban dari menajemen PSM,” ujar Ambas.
Disisi lain menurut CEO dari PSM Makassar, Munafri Arifuddin
ia mengatakan bahwa tingginya lonjakan harga yang dilakukan calo untuk tiket laga
final PSM Makassar vs Persiha Jakarta adalah karena tingginua antusias masyarakat
untuk menyaksikan laga tersebut
“Itu hukum ekonomi, tidak mungkin saya datang intervensi
bayangkan kalau ada sepuluh disitu saya beli baru saya jual 200 tidak mungkin.
Yang beredar di luar tidak lebih 20 ada memang orang yang menunggu PSM mau main
itu disebut calo, dia tahu cara beli tiketnya, mungkin ada beberapa teman yang
mungkin baru mau nonton pas final mau beli tapi tiket sudah tidak ada,”
tutur Munafri terpisah.
