
Pemain Watford, Ismaila Sarr, tengah menjadi target dari Liverpool, ia mengatakan kalau setiap pemain akan merasa senang jika bermain dengan tim yang dipimpin oleh Jurgen Klopp, namun kabarnya ia akan menghormati kontrak yang masih dimilikinya di Watford dan kalau bisa ia juga ingin bermain di Championship.
Setelah Watford terdegradasi dari Liga Premier, kelangsungan karir Sarr terus menjadi bahan perbincangan, kabarnya dia akan pergi dari klubnya tersebut. Menurut laporan mereka akan mematok harga lebih dari 40 juta pound sterling ( 52 juta dollar ) untuk menjual pemain tersebut.
Dan Liverpool menjadi klub yang paling dekat untuk merekrut pemain yang berusia 22 tahun itu, Liverpool tertarik untuk merekrutnya setelah melihat peran utama dalam kemenangan mengejutkan Watford atas Hornets dengan skor 3 – 0 pada bulan Februari.
Sarr merupakan teman dekat dari rekan satu tim internasional yaitu Sadio Mane, dan dia ditanya perihal minat Liverpool.
“Liverpool merupakan sebuah tim yang luar biasa, semua pemain yang mendapat peluang untuk bermain disana akan merasa senang, ” jawab dia.
“Mereka memenangkan Liga Champions tahun lalu dan Liga Premier tahun ini. Tapi masih ada tim hebat lainnya di liga Inggris. ”
“Jujur saja, saya masih belum membuat pilihan kemana saya harus berjalan. Jika saya harus pergi, saya hanya berharap jalan itu yang terbaik untuk klub. Saat ini, semua hanya dugaan. ”
Sarr pun memberikan komentar bahwa dia tidak akan pindah dari Vicarage Road dan akan bermain di divisi kedua jika tidak ada klub yang cocok dengan penilaian Watford padanya.
“Di Watford saya masih memiliki sisa kontrak empat tahun lagi, ” ujar dia.
“Saya akan bermain di Championship jika Watford ingin saya tetap bertahan bersama mereka. Keberangkatan bergantung dengan saya dan juga mereka. Ini adalah hal yang normal. ”
“Degradasi membuat saya dan juga klub merasa tersakiti. Saya tidak bisa menyangkanya kalau kami akan sampai pada titik ini. Saya berkata pada diri sendiri bahwa aku dan tim seharusnya melakukan semuanya agar tidak turun ke Championship. ”
“Untuk mencegah hal ini terjadi kami melakukan yang terbaik, tetapi Anda harus tahu kalau degradasi kami ini bukanlah hasil dari penampilan kami di akhir musim. ”
“Selama musim ini berlangsung, kami kalah dalam beberapa pertandingan yang menurut kami mudah dan seharusnya kami bisa menangkan laga-laga tersebut. Kami sering menemukan kegagalan di rumah sendiri. ”
“Seperti melawan Everton contohnya, kami berhasil memimpin laga dengan skor 2 – 0 dan akhir laga kami malah diimbangi 2 – 2. Itu bukan karena pertandingan melawan Arsenal, West Ham atau Southampton yang berlangsung di akhir musim, tetapi jauh dari laga sebelum itu. “
