
Berita Sepakbola – Nama Gabriel Jesus pastinya tidak asing lagi di telinga para pecinta sepakbola dunia. Dia adalah pemain muda yang saat ini menjadi salah satu pemain terbaik di Manchester City. Siapa yang menyangka jika masa kecilnya diliputi dengan kehidupan serba susah.
Performanya di tim Manchster City selalu menjadi pusat perhatian. Kontribusinya pada tim ini tentunya tidak dapat dipandang sebelah mata, kemenangan mereka di tiap laga tentunya dibarengi dengan kinerja penyerang yang satu ini. Tidak hanya di kompetisi domestik, tapi juga di Liga Champions dan lainnya.
Pada Liga Inggris musim ini, The City sedang berjuang di posisi kedua pada klasemen sementara dengan jarak 25 poin dari Liverpool yang berada di posisi pemuncak klasemen. Walau sangat tipis kemungkinan mereka mengalahkan The Reds, namun penampilan The City di musim ini tetap saja ditakuti.
Selama bermain, Gabriel Jesus selalu menjadi andalan sang pelatih Pep Guardiola. Kerjasama dengan Sergio Aguero menjadikan tim kian tangguh di lini serang. Sampai saat ini, pemain dari Brasil tersebut menjadi incaran banyak klub besar di Eropa, salah satunya Inter Milan.
“Tidak ada yang meragukan kemampuan pemain ini, dia sudah memberikan pengaruh besar di klub ini. Saya bangga dengan dirinya. Gabriel dan Sergio menjadi duet yang pas, mereka bermain dengan saling melengkapi. Itu sangat penting dalam kerjasama tim,” ujar Guardiola.
Masa Kecil yang Sulit
Setelah mendapat hidup yang baik saat ini, tidak ada yang menduga saat masih kecil, Gabriel harus menjalani hidup yang sulit. Ia ditinggalkan ayahnya yang kabur dengan wanita lain sebelum lahir yang membuat ibunya, Vera Lucia Diniz de Jesus, harus berupaya keras menghidupi dirinya dan keempat saudaranya. Dia bahkan ikut bekerja semampunya demi membantu perekonomian keluarga.
Sepakbola bisa menjadi penyelamat pesepakbola dunia ini karena dia hidup di lingkungan yang tidak baik. Di mana peredaran obat-obatan terlarang dan minuman keras menjadi hal yang biasa di sana. Mamade, Direktur Olahraga dan pendiri Pequeninos do Meio Ambiente, berhasil melihat bakat yang dimiliki dirinya. Klub ini sebagai tempat pertama, Gabriel mengasah kemampuannya di dunia sepakbola.
“Gabriel adalah anak yang disiplin. Dia tidak pernah tidak latihan dan selalu ikut dalam tiap laga klub ini. Menjalani latihan dengan keras dan kemauan yang keras menjadikannya berbeda dengan anak lainnya. Saya punya lebih dari 10 pemain yang sama dengan Gabriel, namun mereka malas,” ucapnya.
Saat berumur 14 tahun, Gabriel bergabung ke Anhanguera. Klub ini juga berperan besar dalam kariernya. Di sana, dia bermain dengan sangat mengesankan dengan hasil 29 gol dari kompetisi Copa Sao Paulo U-15 yang menjadi liga domestik mereka.
Namanya kian populer, dia kemudian ditaksir klub besar dari Brasil, yakni Palmeiras saat melakukan laga uji coba bersama tim junior Palmeiras. Laga itu menjadi pembuka karier besarnya di sepakbola dunia. Dia berkesempatan ikut dalam tes di klub ini dan berhasil pada tahun 2013 lalu. Namanya masuk sebagai andalan Palmeiras U-17 dengan hasil 54 gol dari 48 laga. Pelatih Palmeiras untuk tim Senior, yakni Oswaldo de Olivera akhirnya membawanya ke tim inti dua tahun kemudian.
Debut di Palmeiras untuk Liga Brasil, pemain muda ini tampil di 20 laga dengan empat gol. Di musim keduanya, jumlah gol kian bertambah dan sukses membawa klub ini sebagai pemenangan Serie A Liga Brasil. Hingga kemudian, Pep Guardiola dari The City menawarkan kontrak kerjasama, diikuti klub besar lainnya, seperti Real Madrid, Barcelona, sampai MU.
The City menjadi klub pilihan pemain ini dan resmi pindah pada tahun 2017 lalu dengan nilai 27 juta Poundsterling atau Rp 484 miliar. Walau mengaku sulit beradaptasi dengan klub Inggris tersebut, tapi Gabriel tetap tampil mengesankan dengan City di musim pertama dengan 7 gol dari 10 laga. Pencapaiannya mungkin akan bertambah jika tidak mengalami cedera retak tulang metatarsal.
Mamede dulu pernah mengatakan jika anak didiknya tersebut akan menjadi pemain dunia. “Saya yakin dia akan tampil sebagai pemain profesional sekaligus terbaik di sepakbola dunia. Saat dia masih kecil, kemampuannya tidak seperti anak seusianya. Gabriel Jesus dapat meraih Ballon d’Or,” tutupnya.
