
Berita Sepakbola – Dunia sepakbola tidak hanya tentang menang dan kalah di lapangan, namun juga menjadi permainan dengan taktik dan visi misi yang begitu kuat. Tidak hanya menuntut para pesepakbola dunia untuk bermain dengan pintar namun juga pelatih sepakbola juga harus memiliki pengetahuan dan pengalaman luas di bidang olahraga ini.
Dengan pelatih bola dunia yang biasanya berasal dari seorang pesepakbola dunia sudah menjadi hal yang lumrah untuk sebuah klub bola. Akan tetapi, bagaimana jika seorang pelatih sepakbola tidak pernah menjadi pesepakbola yang profesional?
Namun, itu terjadi. Ada beberapa pelatih yang malah mampu membawa timnya meraih banyak prestasi di dunia sepak bola walau tidak berpengalaman sebelumnya. Berbeda dengan Jose Morinho, walau tidak berada di klub populer, namun setidaknya pelatih Tottenham Hotspur tersebut pernah menjadi pemain bola. Ya, berikut empat pelatih sepakbola yang mampu membawa timnya sukses walau dulunya bukan pemain bola profesional.
Carlos Alberto Parreira
Memegang rekor sebagai Pelatih Nasional Terbaik IFFHS di Dunia di tahun 2005 lalu, Carlos Alberto Parreira ternyata menorehkan catatan mengagetkan dengan sebelumnya tidak pernah mengawali kariernya sebagai pemain bola yang berpengalaman di banyak klub sepakbola dunia. Namun, dia berhasil menjadi pelatih.
Parreira menjadi perhatian dunia setelah menjadi tim Fluminense. Tak disangka, dia dapat membawa para pemainnya meraih prestasi, di antaranya adalah dua gelar liga yang kemudian membuat finansial mereka bergerak naik dan tidak jadi gulung tikar. Ia juga berpengalaman menjadi pelatih Valencia, Sao Paulo hingga Atletico Madrid.
Selain menjadi pelatih terbaik IFFHS 2005, Parreira juga meraih prestasi dalam turnamen final Piala Dunia terbanyak sebagai pelatih dengan enam laga, membawa timnas Brasil mencatatkan hasil kemenangan pada Piala Dunia 1994, Copa América 2004, serta Piala Konfederasi 2005.
Arrigo Sacchi
Setelah tidak berhasil menjadi pemain di klub kelas bawah Italia, Baracca Lugo, Arrigo Sacchi akhirnya memutuskan untuk menjadi pelatih sepakbola pada musim 2000-an. Kinerjanya mulai dilihat setelah dia pindah ke Fiorentina sebagai pelatih tim muda.
Menjalani profesinya dengan baik, tim Parma akhirnya menarikya yang kala itu, klub ini masih berada di Serie C Italia. Sacchi akhirnya dapat membawa Parma naik peringkat ke tim Serie B dan menang saat melawan AC Milan di Coppa Italia.
AC Milan sejak itu terkesan dengan kinerjanya dan akhirnya mererutnya. Sacchi juga sukses memberikan dua gelar Piala Eropa pada tim San Siro tersebut dan menjadikan mereka klub yang disegani di sejarah Liga Italia.
Andre Villas-Boas
Menimba pengalaman sebagai pelatih bersama Bobby Robson di Porto, Andre Villas-Boas akhirnya membuktikan kemampuannya dengan terus mencatatkan hasil hebat walau dengan kinerja yang tidak begitu diperhitungkan.
Setelah menjadi asisten pelatih Jose Mourinho, Villas-Boas akhirnya berniat meningkatkan kariernya menjadi pelatih sepakbola. Dia kemudian bekerja di Liga Primeira dengan Academica de Coimbra pada musim 2009/10.
Selama satu musim saja, dia dapat menjadikan timnya yang semula berada di zona degradasi menjadi tim kuda hitam. Dia kemudian bergabung bersama Porto dan meraih dua gelar liga dan Liga Europa pada musim debutnya di klub ini. Setelah itu, dia menjadi melanjutkan kariernya sebagai pelatih Chelsea dan Tottenham Hotspur.
Gerard Houllier
Salah satu pelatih yang paling populer sepanjang sejarah Liverpool yakni Gerard Houllier. Selain menjadi pelatih bola dunia yang tidak pernah bermain bola secara profesional, Houllier juga membawa klub ini mendapatkan banyak prestasi kala itu.
Dia menjadi pelatih The Reds pada musim 1998 sampai 2004, dengan gelar treble di tahun 2000, Piala FA, Piala Liga, dan Piala Europa di musim selanjutnya. Pria 71 tahun tersebut menjadi salah satu pelatih yang jarang dapat meraih gelar Ligue 1 dengan dua klub berbeda. Yang pertama bersama Paris Saint-Germain di tahun 1985 dan dua gelarnya dengan Olympique Lyonnais di tahun 2005 sampai 2007. Ia juga sempat menjadi pelatih timnas Prancis di musim 1992 dan 1993.
